Permainan tantangan ini tentunya menimbulkan kecemasan bagi para orang tua, karena beresiko tinggi dan mampu menyebabkan kematian.
Menangani trend dunia yang berujung kematian ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hadir Effendi mengambil sikap dengan melarang seluruh pelajar Indonesia melakukan skip challenge.
Skip challenge yang sudah ada sejak 1995 ini pernah menelan korban pemuda asal Birmingham Inggris,
pemuda 12 tahun ini meninggal pada tanggal 1 Juni 2016 lalu, setelah kedapatan melakukan sendiri aksi tantangan beresiko tersebut.
Apa yang terjadi pada tubuh kita ketika melakukan skip challenge?
Skip challenge itu suatu tindakan menekan daerah dada, dengan penekanan itu maka ada pembuluh darah besar yang tertekan, kemudian akan menyebabkan terhambatnya aliran darah dari jantung ke otak, yang juga dapat menghambat kebutuhan oksigen bagi otak,
karena jantung terus memompa darah ke otak,
begitu tekanan pada dada dilepaskan akan terjadi tekanan darah yang sangat tinggi atau semburan darah yang tidak terkendali
pada otak.
Skip challenge menyebabkan hipoksia di mana pelaku tiba-tiba pingsan, jika terlalu lama mengalami hipoksia akan menyebabkan kehilangan kesadaran hingga kematian.
Skip challenge juga memberikan efek komplikasi yaitu:
1. Jika tekanan terlalu kuat dapat terjadi fraktur atau patah tulang dada.
2. Menyebabkan hipoksia yaitu menurunnya kadar oksigen di dalam sel-sel tubuh sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan kesadaran.
3. Jika hipoksia berlangsung lebih dari 3 menit akan menyebabkan kerusakan otak.
4. Jika hipoksia mencapai 5 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen apalagi jika tidak ditangani dengan baik saat proses penyembuhan bahkan bisa menghilangkan kesadaran secara permanen.
Jika melakukan skip challenge pertolongan pertama pada hipoksia adalah resusitasi jantung paru(RJP) yaitu pemberian oksigen yang bertekanan tinggi dengan segera pada paru-paru.
Resusitasi jantung paru atau nafas buatan harus dilakukan oleh ahli atau orang yang berlatar belakang medis.
RJP bukan suatu hal yang mudah dilakukan dan tidak selalu membuahkan hasil seperti semula.
Intinya jangan melakukan skip challenge yang tidak ada gunanya sama sekali,malah berbahaya bagi tubuh kita.
Editor: Yuni Artikasari