Sebuah studi baru mengklaim mengkonsumsi vitamin D setidaknya seminggu sekali mengurangi risiko sebesar 50% dari beberapa orang yang sakit flu, demikian dilaporkan Mirror.co.uk.
Setiap tahun, 70% populasi Inggris menderita setidaknya satu serangan flu, batuk atau pilek. Hampir satu dari tiga orang Inggris kekurangan vitamin D terutama karena diet, cuaca dan fakta bahwa lebih suka tinggal di dalam ruangan daripada pergi keluar.
Selama musim semi dan musim panas kulit membuat vitamin D saat terkena sinar matahari. Akan tetapi seringnya berada didalam ruangan dan seringkali makanan tidak memenuhi kecukupan gizi sehingga harus mengkonsumsi suplemen.
Vitamin D
Vitamin D memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dan melindungi dari pilek dan flu. Menambahkan vitamin D dalam makanan akan menghentikan 3,25 juta orang setahun menderita pilek dan flu kronis.
Sebuah penelitian di Inggris yang baru-baru ini mengklaim bahwa mengkonsumsi vitamin D setidaknya seminggu sekali mengurangi risiko sebesar 50% dari beberapa orang yang sakit karena flu.
Setiap tahun, 70% populasi Inggris menderita setidaknya satu serangan flu, batuk atau pilek, menyebabkan 300.000 pasien dirawat di rumah sakit dan 35.000 orang meninggal.
Para periset dari Queen Mary University of London merasa tidak realistis mengharapkan setiap orang untuk mengonsumsi suplemen sehingga mereka ingin vitamin D ditambahkan ke makanan seperti susu atau roti seperti di AS, Kanada, Swedia, Finlandia dan Australia.
Studi British Medical Journal menganalisis data dari hampir 11.000 orang yang mengambil bagian dalam 25 uji klinis yang dilakukan di 14 negara. Di antara orang-orang yang kurang vitamin D, mengonsumsi suplemen mengurangi risiko infeksi pernafasan hingga 50%, dan antara lain berisiko turun hingga 20%.
Peneliti utama Profesor Adrian Martineau mengatakan: "Upaya penelitian kolaboratif ini telah menghasilkan bukti definitif pertama bahwa vitamin D benar-benar melindungi terhadap infeksi pernafasan. Data kami telah memberikan alasan baru untuk mendukung saran suplementasi vitamin D. "
Tapi dia bilang tidak realistis mengharapkan semua orang minum pil. karena itu jika kajian menemukan dampak yang signifikan, pilihan terbaik untuk menambahkan vitamin D sebagai nutrisi tambahan dalam minuman dan makanan.
Juru bicara Departemen Kesehatan mengatakan Pemerintah akan tetap terbuka untuk mempertimbangkan hasil penelitian, menambahkan: "Pembentukan makanan wajib merupakan masalah yang kompleks, namun para ahli menyimpan bukti yang sedang dikaji."
Editor: Adika Hawwari